Sabtu, 02 Juni 2012

In Memory

Gadis itu terlihat murung, bosan, duduk di samping tempat tidur kakaknya. Ayah dan ibunya sedang ada perlu keluar, dia yang harus menunggu kakaknya yang sedang terbaring di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang. Dia bingung mau melakukan apa, usianya baru 7 tahun dan dia sedang duduk di bangku SD kelas 2, sementara kakaknya sudah duduk di bangku SMP kelas 2 ketika itu umurnya sudah 15 tahun. Kakaknya mengalami kecelakaan ketika sedang bersepeda dengan temannya, sangat parah, hari ini sudah hari kesekian lamanya kakaknya berada di Rumah Sakit, namun baru beberapa hari kakaknya dipindahkan ke kamar rawat kelas II, ruang 17, ruang ketiga dari jalan masuk dan menempati tempat tidur bagian luar. Gadis kecil bernama Alia itu duduk sambil menatap kakak laki-lakinya yang sedang tidur dengan nyenyak setelah menjalani perasi di bagian kepala itu. Tak lama, orang tuanya datang, bersama dengan pamannya yang ternyata juga ikut mengunjungi kakaknya, bersama dengan saudara laki-laki yang seusia dengannya. Sementara para orang tua sedang asyik mengobrol, Alia dan saudaranya yang bernama Billy itu memilih untuk berkeliling dan berpetualang di sekitar daerah rumah sakit itu.



Setelah mereka bosan bermain, dan kembali ke kamar, paman Alia juga memutuskan untuk pulang. Namun tak berapa lama, paman Alia yang yang berumah di malang, menjemput Alia untuk mengajaknya pulang. ya, Alia waktu itu kebetulan sedang libur sekolah, sehingga dia dititipkan kepada pamannya yang berada di Malang. setiap pagi, dia diantarkan ke Rumah Sakit, dan ketika sore, pamannya akan menjemputnya untuk lalu menginap di rumanya.

                                                                       ************
Hari ini adalah hari 5 kakak Alia berada di kamar rawat, dan hari ini Alia baru diantarkan ketika jarum jam sudah menunjukan pukul 8.00 pagi. Seperti biasa, Alia membantu untuk membersihkan kamar dan peralatan makan yang di rutin diberikan oleh suster kepada kakaknya. Ditambah dengan lokasi dapur yang tepat berada di depan kamar rawat kakak Alia, yang semakin membuat Alia rajin membantu suster disitu. Bahkan tak jarang, jika Alia bertemu dengan suster yang sedang jaga, suster itu tersenyum dan berterima kasih pada Alia. "terima kasih ya....." kata suster itu sambil tersenyum pada Alia.

Hari ini Alia bermain sendiri di Rumah Sakit, karena keluarganya tidak ada yang menjenguk lagi. Alia sudah meminta kepada ibunya agar diperbolehkan menginap di Rumah sakit, namun tetap tak diperbolehkan. Namun Alia di gelarkan sebuah tikar ditaman depan kamar rawat. Tamannya bisa dibilang luas, dan terlihat asri dan hijau. Disana, Alia duduk sambil bermain puzzle untuk mengisi waktu.

Tiba-tiba ada seorang kakak yang datang dan duduk disampingnya.
"halo... boleh saya duduk disini??"kata pria yang berumur berkisar 16-17 tahun itu.
"oh iya kak tidak apa-apa..." Alia tersenyum, namun melanjutkan bermain puzzle, tapi dengan perasaan yang sedikit canggung.
"adek lagi main apa??"
"lagi main puzzle kak..... kakak lagi nungguin saudara kakak yang sakit juga??" tanya Alia ingin tau. Dia memang melihat ada pasien yang yang masuk bersamaan dengan kakaknya. Dan tak jarang, Alia iseng melihat, atau sekedar melirik ke dalam kamar sebelah untuk mencari tahu siapa penghuni yang menetap di kamar itu.
"enggak.. ini sahabat kakak yang sakit, kecelakaan waktu kerja." cowok yang tak diketahui namanya itu tersenyum.
"sama kayak kakakku, sahabat kakak kecelakaan gmana??" Alia jadi antusias untuk ngobrol dan menghentikan aktivitasnya berkutat dengan potongan-potongan gambar.
"sahabatku ketimpa bahan bangunan waktu berada di lantai bawah, trus ada kayu yang menusuk pahanya. Aku bener-bener salut sama dia, dia berani banget, sebelum di bawa kesini, dia sendiri yang mencabut kayu itu. sekarang dia mencoba utnuk belajar berjalan"
"beneran kak?? gak sakit kah??" Alia menyeringai ngeri membayangkan jika yang terjatuhi kayu itu adalah dirinya, dan harus mencabutnya sendiri.
"kalau aku sih pasti udah pinsan, yang jelas itu sakit banget. Tapi dia memang betah sakit." cowok itu tersenyum masam karena juga membayangkan betapa perihnya jika harus mencabut kayu dari pahanya.
"kakakmu sudah lama disini??" tanya cowok itu mengalihkan pembicaraan. "barusan kok, barengan sama sahabat kakak."
gak kayak gini sih.. yang bener tu lesehan..
trus ngobrol berdua... saat itu Alia terlalu kecil untuk
dapat terpesona seperti ini.
"owh.... semoga cepat sembuh ya kakakmu...." Cowok itu tersenyum lagi. "iya kak.... sahabat kakak juga yaa..."
"aku yakin dia akan sembuh lebih cepat dari seharusnya." cowok itu terawa, yang membuat Alia ikut senang mendengarnya.
cowok itu lalu kembali menatap pintu kamar sahabatnya itu, dan mendapati sesosok pria bertopi hangat,dan tak luput dari sebuah selang bening yang tertempel di punggung tangannya. Cowok itu langsung berdiri.
"aku pergi dulu yaa... aku mau bantu temanku berjalan." Cowok itu berdiri dan menuruni taman menuju ke temannya yang sudah di bantu berjalan oleh seseorang.
"terima kasih ya.... sampai jumpa...." cowok itu tersenyum tulus, matanya memancarkan kebahagiaan yang dalam.
"sampai jumpa kak..." Alia membalas senyuman itu, dia masih tetap duduk di taman sambil melihat sosok cowok itu berjalan menjauhinya.
                                                                          **********
keesokan harinya, Alia tak bertemu dengan kakak itu lagi, Alia baru melihatnya dirumah salit setelah keesokan harinya. Alia tersenyum pada cowok itu, dan cowok itu juga membalas senyumnya. Alia sering melihat sahabatnya yang berlatih berjalan di koridor depan kamar rawat, dan setelah 2 hari, saahabat cowok itu pulang, Alia bertemu lagi dengan cowok itu.
"dia sembuh dengan cepat. Aku pulang dulu ya.." lagi-lagi dia tersenyum. "Iya kak... semoga lekas sembuh..."
"semoga kakakmu juga bisa segera pulang..". Mereka akhirnya berpisah.
Keesokan harinya, kakak Alia diperbolehkan pulang. Alia sempat melirik ruangan sebelah, tapi yang ada hanya tempat tidur kosong yang sudah tertata rapi.
                                                                       ***********
Entah sudah berapa tahun Alia tak berkunjung ke RSSA lagi, namun kali ini, dia punya sebuah tugas disana. Dia harus membantu ibunya untuk mengurusi orang-orang yang akan menjalani sterilisasi, salah satu kontrasepsi KB. Dan saat semua pasien sudah masuk ruangan, Alia mencoba berjalan-jalan, dan muncul kembali bayangannya saat masih kecil.
dilihatnya ruangan yang pernah di tempati kakaknya, dan disana sudah tak ada taman yang membentang di depan kamar, sekarang sudah menjadi sebuah bangunan besar tempat orang-orang sakit di rawat.
deja vu, dia merasa kembali ke masa itu, saat dia baru berumur 7 tahun, sementara Alia sekarang sudah berumur 17 tahun. Dia merasa lucu, hal itu membuatnya tersenyum, apalagi ketika dia ingat, bahwa dia tak mengetahui nama cowok itu, karena mungkin dia terlalu muda untuk bisa berfikir jernih dengan menanyakan sebuah nama. Sampai saat ini, ketika Alia harus kembali ke RSSA itu, dia tak akan pernah melewatkan pemandangan kecil yang membuatnya teringat masa lalu. Memang disayangkan karena tamannya harus hilang dan di ganti ruang rawat, tapi itulah perkembangan yang tak bisa dihentikan.

SEMUA MEMANG BISA BERUBAH, NAMUN SATU YANG MASIH BERTAHAN
KENANGAN DALAM SEBUAH MEMORY.. YANG SELALU SAMA....
DAN MEMBAWA KITA KEMBALI KE INDAHNYA MASA LALU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar