Selasa, 22 April 2014

ZAT ANTI GIZI - THIAMINASE

Vitamin merupakan salah satu kebutuhan makhluk hidup untuk bertahan hidup yang termasuk dalam mikronutrient. Namun, meski termasuk dalam mikronutrient, vitamin tetap memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi tubuh. Dalam penyerapannya, vitamin juga mempunyai yang biasa kita sebut dengan tokoh antagonis yang berperan sebagai pihak yang berlawanan. Dalam pembahasan kali ini, saya akan memberi informasi menganai vitamin B1 yang bisa disebut dengan Tiamin dan juga vitamin antagonisnya yaitu thiaminase.

Thiamin atau vitamin B1 merupakan gabungan dari senyawa dengan cincin utama pirimidinnya dan senyawa dengan cincin utama tiasol. Karena peranannya sebagai koenzim dalam metabolisme perantara dari asam alfa- keto dan karbohidrat, maka tiamin terdapat pada hampir semua tanaman dan hewan. . (Deman, J., 1997)

Thiaminase merupakan enzim yang berhubungan dengan vitamin B1 dengan adanya deteksi yaitu 4-metil-5-hidroksimetil-pirimidine, sebagai hasil dari pemecahan rantai metilin dalam thiamin yang terdapat dalam ekstrak yang tidak dididihkan.
Seperti yang sering kita gunakan untuk menghafalkan macam enzim. Tiamin merupakan nama lain vitamin B1, sedangkan –ase biasanya diartikan sebagai proses pemecahan atau litik. Sehingga thiaminase secara sederhana bisa diartikan sebagai pemecah vitamin B1.
Adanya tiaminase dalam bahan pangan inilah yang menyebabkan vitamin B1 yang diperoleh dari bahan makanan tidak bisa dicerna dengan baik oleh tubuh karena enzim thiaminase ini sudah memecahkan struktur kimia dari tiamin.
Kurangnya asupan atau intake tiamin bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan tubuh.


Sifat  thiaminase :
  •   Faktor thiaminolitik mempunyai sifat- sifat protein, dan efeknya sama terutama dipengaruhi oleh suhu dan pH medium.
  •  Dengan pendidihan akan kehilangan aktivitasnya.
  • Aktifitas optimum thiaminase pada pH 6,6 – 7,0 aktifitas tersebut naik dengan penambahan suhu antara 30 °C – 40° C dan pada suhu 65 -70 °C aktivitasnya tinggal setengah.

Terdapat pada:
  • Tubuh beberapa binatang air seperti : ikan, siput, kerang, cumi
  • ikan yang tidak dimasak atau dimakan secara mentah banyak mengandung thiaminase.

Cara mengurangi thiaminase :
  •  mengurangi konsumsi makanan laut mentah danpemanasan yang cukup selama pengolahan makanan.
  • Dengan pemanasan 100°C selama 20 menit thiaminase hampir dapat dinonaktifkan.
  • Pada manusia : menyebabkan defisiensi B1 yang cukup membahayakan, dapat menimbulkan gejala avitaminosis thiamin seperti convulsion (uncontrollable movement of body’s muscle), gangguan tersebut hilang secara cepat setelah diinjeksi dengan vitamin B1

 
thiaminase pada ikan mentah
Kekurangan tiamina (vitamin B1) dapat merusak sistem kolinergik (cholinergic) dan enzim yang tergantung pada tiamin, hal ini dapat mengarah pada penyakit Alzheimer. Tiamina pada dosis farmakologis (3 sampai 8 g tiamin / hari secara oral) kemungkinan memiliki efek ringan yang menguntungkan pada penderita demensia akibat Alzheimer. Fursultiamine (TTFD), turunan dari tiamina, memiliki efek ringan menguntungkan pada pasien dengan penyakit Alzheimer, hal ini dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif selain pengobatan dengan menggunakan tiamin hidroklorida pada dosis tinggi. Mekanisme dan etiologi dari pengaruh tiamina (vitamin B1) pada penyakit Alzheimer belum begitu dipahami, dan bukti efektivitasnya belum konklusif.



Cara analisis thiaminase ini bisa dilakukan seperti analisi pada bahan makanan yaitu spektofotomtri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar