Kamis, 06 Maret 2014

NON FOOD GRADE - KORAN SEBAGAI PEMBUNGKUS MAKANAN

Makanan—Makanan merupakan kebutuhan vital agar makhluk hidup dapat bertahan hidup. Tubuh mencerna makanan untuk mendapatkan berbagai macam nutrisi sebagai bahan baku pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi dalam makanan akan mempertahankan sel-sel dalam tubuh agar tetap hidup dan menjalankan fungsi yang semestinya. Makanan yang dibutuhkan oleh tubuh adalah makanan yang sehat, sementara selama ini apakah kita sudah makan makanan yang sehat? Makanan yang kita makan sudah sehat, namun apakah wadah pembungkus makanan kita juga sehat?
Food grade merupakan standar yang digunakan sebagai syarat layaknya bahan makanan untuk dikonsumsi atau diijinkan penggunaannya. Food grade ini meliputi kemasan, zat addictive dalam makanan, dan lain-lain.

Migrasi merupakan perpindahan yang terdapat dalam kemasan ke dalam bahan makanan. Adanya perpindahan senyawa-senyawa tersebut dapat menimbulkan berbagai bentuk penyimpangan organoleptik, baik rasa maupun bau. Migrasi dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu luas permukaan yang kontak dengan makanan, kecepatan migrasi, jenis bahan plastik dan suhu serta lamanya kontak. Migrasi ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi konsumen.
Migrasi monomer terjadi karena dipengaruhi oleh suhu makanan atau penyimpanan dan proses pengolahannya.Semakin tinggi suhu tersebut, semakin banyak monomer yang dapat bermigrasi ke dalam makanan. Semakin lama kontak antara makanan tersebut dengan kemasan plastik, jumlah monomer yang bermigrasi dapat makin tinggi.


Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.
Kemasan bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada makanan, contohnya untuk mengurangi kerusakan dari benturan ataupun gangguan fisik lain. Menjaga kualitas makanan, dan juga gangguan biologi seperti bakteri dan kapang. Kemasan dibedakan menjadi kemasan primer, sekunder, dan tersier. Kemasan primer ini yang akan menjadi media untuk migrasi monomer pembentuk kemasan karena kemasan ini yang bersentuhan langsung dengan makanan, sehingga potensi perpindahan (migrasi) zat atau komponen dari kemasan pangan ke dalam panfan paling besar.
Buku, kertas, koran, merupakan bahan bacaan yang bisa memberikan banyak informasi kepada kita. Namun apa yang dilakukan oleh sebagian orang setelah membacanya?. Ada yang membuang, membakar, banyak juga yang mengambil keuntungan dari hal tersebut dengan mengumpulkan dan menjualnya lagi. Selama ini masayarakat sering mengurangi pengeluaran dalam penggunaan pembungkus makanan dengan menggunakan koran bekas, ataupun kertas bekas yang sudah tidak terpakai. Penggunaan kertas bekas ini memang bisa mengurangi pengeluaraan untuk pengeluaran pembungkus makanan karena harga kertas bekas yang sangat murah. Namun dibalik harga yang sangat murah tersebut banyak dampak-dampak yang terjadi pada tubuh konsumen. Berikut akan diulas lebih jelas.

Struktur dasar kertas adalah bubur kertas (selulosa) dan felted mat dan berbagai komponen lain. Pada pembuatan kertas terkadang digunakan klor sebagai pemutih, adhesive aluminium, pewarna dan pelapis. Bahan berbahaya yang ada dalam kertas, yang dapat bermigrasi kedalam pangan antara lain adalah tinta dan klor. Migrasi bahan kimia berbahaya dari kemasan dapat mengakibatkan terjadinya keracunan ataupun akumulasi bahan toksik.
Salah satu bahaya penggunaan kertas bekas sebagai pengemas pangan adalah adanya kontaminasi mikroorganisme, sehingga dapat merusak produk pangan dan menimbulkan penyakit. Apabila kertas bekas yang mengandung tinta digunakan untuk membungkus produk pangan yang berminyak seperti gorengan, maka minyak dalam keadaan panas dapat melarutkan timbal (Pb) yang terkandung pada tinta dan bermigrasi ke produk pangan. Mengkonsumsi produk pangan yang terkontaminasi timbal dapat membahayakan kesehatan, karena dapat menyebabkan keracunan akut yang ditandai dengan munculnya rasa haus dan rasa logam. Gejala lain yang dapat muncul adalah sembelit, kram perut, mual, muntah, kolik, dan tinja berwarna hitam, dapat pula disertai dengan diare atau konstipasi.

Kertas bekas yang diputihkan dengan cara menambahkan klor (chlorine), bila terkena suhu tinggi akan menghasilkan dioksin yaitu suatu senyawa racun yang berbahaya bagi kesehatan karena bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Pada konsentrasi yang tinggi dioksin dapat menyebabkan penyakit kulit chloracne (jerawat yang parah disertai dengan erupsi kulit dan kista). Selain itu dioksin juga dapat menyebabkan penurunan hormon reproduksi pria hingga 50% dan menyebabkan kanker prostat dan kanker testis. Sedangkan pada wanita, dioksin dapat menyebabkan kanker payudara dan endometriosis, yakni jaringan selaput lendir rahim yang tumbuh di luar rongga rahim.

Oleh karena itu, penggunaan kertas bekas ataupun koran sebagai pembungkus makanan tidak diperbolehkan, karena akan menimbulkan berbagai penyakit dan dampak buruk bagi kesehatan konsumen. Dampak yang terjadi ada yang dalam jangka waktu dekat, namun ada juga dampak dalam jangka panjang, yang disebabkan penimbunan bahan beracun dalam tubuh yang bisa menyebabkan kanker di kemudian hari.
Menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih makanan ataupun pengemas makanan akan membawa banyak keuntungan bagi diri sendiri, jika kita ingin membeli makanan sebaiknya menggunakan bahan kaca/gelas dan porselen. Bahan-bahan tersebut lebih aman dibandingkan menggunakan kertas bekas, koran, maupun plastik.

Berikut ada beberapa tips agar bisa menjadi konsumen cerdas dengan memperhatikan kemasan pangan :

1.      Jika menggunakan kemasan plastik, pilih yang mencantumkan kode daur ulang.
2.      Pilih kemasan yang mencantumkan tulisan aman (food safe/for food use/food grade) untuk makanan atau logo gelas dan garpu
3.      Pilih kemasan yang warnanya tidak mencolok.
4.      Ikuti petunjuk pemakaian yang disarankan oleh produsennya.

Kemasan yang aman untuk digunakan akan memiliki tanda atau cap food grade yang bisa ditengarai dengan gambar gelas garpu. Sementara yang non food grade ditengarai dengan gambar gelas garpu yang dicoret.

FOOD GRADE
NON FOOD GRADE
Menjadi konsumen yang cerdas tidak harus memiliki barang-barang mewah ataupun mahal. Menjadi konsumen cerdas hanya perlu lebih perhatian dengan apa yang akan kita konsumsi atau gunakan, karena hidup sehat itu berasal dan berawal dari diri kita sendiri.

daftar pustaka :
1. ik.pom.go.id/.../cermat-memilih-kemasan-pangan.pdf diunduh ‎03 ‎Maret ‎2014, ‏‎11:29:09
2. Sulchan, Mohammad,2007. Keamanan Pangan Kemasan
Plastik dan Styrofoam, [online], (indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/.../487diunduh 03 ‎Maret ‎2014, ‏‎9:49:48)
3.  oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=2241 diunduh ‎03 ‎Maret ‎2014, ‏‎11:18:23
4. Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 2, Pebruari 2007
5. http://informasitips.com/memahami-arti-simbol-pada-kemasan-plastik diunduh ‎04 ‎Maret ‎2014, ‏‎13:15:58
6.  http://www.ayahbunda.co.id/support/image.others/02/619/imageBlog diunduh 06 ‎Maret ‎2014, ‏‎15:09:44
7. http://2.bp.blogspot.com diunduh ‎06 ‎Maret ‎2014, ‏‎15:08:02

4 komentar:

  1. Wah iya memang kadang2 di warung2 pakai kertas bekas dan koran bekas buat bungkus. terlebih kadang ada yg pake plastik kresek mbuat bungkus gorengan panas -,- padahalkn berbahaya

    BalasHapus
  2. makanya... selain untuk tugas, juga buat nambah kesadaran masyarakat... :D
    kita yang udah tahu, kan harus menyebarkan pengetahuan ini juga... terlihat sederhana dan biasa saja pake kertas ataupun plastik, tapi kan masih jarang yang sadar akan bahayanya...

    BalasHapus
  3. Kalo abang-abang jual gorengan nih biasa pake kemasannya dari koran bekas... Bikin ngeri. Tintanya itu lho.. Kalo luntur kan jadi gimana gitu. Mending kita mah pakai Kemasan Makanan yang udah terjamin aja...

    Makasih ya artikelnya..

    BalasHapus
  4. kalo perlu, ntar kalau mau beli gorengan bawa tempat sendiri aja... hehehe
    sekarang khan udh tahu bagaimana baiknya, semoga bisa ditularka sama orang-orang terdekat... biar bisa budaya hidup lebih sehat... :)

    iya sama-sama.... seneng banget kalau artikelnya bisa bermanfaat... :)

    BalasHapus